Laman

Rabu, 18 Desember 2013

Pengaruh budaya makassar dengan budaya modern

Dilihat dari Baju adat Budaya Makassar (Baju Bodo')
cara beradaptasi budaya makassar dengan budaya modern saat ini dapat dilihat, contoh dari baju adat budaya makassar yang dipakai oleh sepasang wanita dan pria saat melakukan resepsi pernikahan. dimana baju adat yang dulu sekarang diubah menjadi lebih modern dimulai dari model pakainannya yang dulunya itu asli baju bodo' sekarang baju bodo' tersebut divariasikan dengan diberikan beberapa manik-manik agar baju bodo' yang dlu tidak ketinggalan jaman dengan budaya modern sekarang. kemudian untuk perhiasaannya diperbaharui menjadi bentuk model sekarang. namun masih banyak pula yang masih menggunakan model baju bodo' jaman dulu agar ciri khas budaya makassar kita tidak hilang dari negara indonesia ini.

Penjelasan tentang baju bodo':


Baju Bodo
Baju bodo adalah pakaian adat suku Bugis dan Makassar. Bodo artinya pendek. Jadi baju bodo artinya baju pendek. Tentu saja ada juga baju panjang atau baju la’bu, tapi jenis baju ini kurang dikenal.
Dinamakan baju bodo atau baju pendek karena panjangnya hanya mencapai sedikit di bawah pinggang. Sedangkan panjang baju la’bu atau baju panjang mencapai lutut pemakai.

Walaupun potongan baju bodo mirip dengan baju kurung, tapi tentu saja berbeda. Baju bodo bisa dikatakan minim jahitan. Baju ini hanya menyatukan bagian kiri dan bagian kanan baju. Pada bagian leher tidak terdapat kerah baju seperti baju kurung.
Jaman dahulu, pemakaian warna baju bodo tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada aturan tertentu mengenai hal tersebut. Misalnya baju bodo berwarna hijau hanya boleh dikenakan para wanita bangsawan. Baju berwarna merah untuk anak gadis. Sedangkan wanita yang telah menjanda diharuskan mengenakan baju bodo berwarna ungu. Tentu saja aturan semacam ini kini tidak berlaku lagi.

Lipa’ Sa’be
Lipa’ sa’be adalah pakaian adat suku Bugis lainnya. Lipa’ sa’be adalah sarung sutra yang biasa digunakan sebagai bawahan baju bodo’. Motif lipa’ sa’be kotak-kotak dengan warna-warni cerah.
Pemakai kedua pakaian adat suku Bugis ini biasanya akan memadupadankan warna yang sesuai antara baju bodo dan lipa’ sa’be. Memakainya pun sangat mudah.
Lipa’ sa’be digunakan layaknya menggunakan sarung. Untuk membantu agar tidak melorot ketika digunakan, pemakai biasanya menggunakan tali atau ikat pinggang. Salah satu ujungnya dibiarkan menjuntai dan dipegang dengan tangan sebagai aksen pemanis. Khusus untuk penari, ujung sarung diletakkan di bagian punggung dan dibentuk menyerupai kipas.
Lipa’ sa’be tidak hanya digunakan kaum wanita Bugis. Kaum pria pun menggunakannya. Motif kotak lipa’ sa’be pria biasanya lebih besar. Kaum pria memadupadankan lipa’ sa’be dengan atasan model jas atau sejenis beskap. 

Aksesoris
Dalam tradisi pakaian adat suku Bugis juga mengenal pemakaian aksesoris. Aksesoris digunakan untuk melengkapi baju bodo dan lipa’ sa’be yang digunakan. Bila jaman dulu aksesoris terbuat dari emas, jaman sekarang berupa sepuhan warna keemasan.
Beberapa aksesoris yang digunakan antara lain gelang panjang, kalung, anting panjang, gelang lengan atas, bando atau hiasan konde. Bentuk dan jenis perhiasan yang digunakan juga memiliki aturan tersendiri. Misalnya seorang anak kecil mengenakan bando berbentuk kembang goyang di atas kepala. Sementara untuk seorang ibu cukup dengan 1 atau 2 tusuk konde sebagai hiasan di kepala.
Indonesia memang memiliki keanekaragaman adat dan budaya yang beragam. Salah satu diantaranya adalah pakaian adat suku Bugis dan Makassar. Bahkan tak jarang baju bodo dijadikan inspirasi oleh para desainer. Demikian pula penggunaan sarung sutra yang dulu dikenakan hanya untuk bawahan berupa sarung saja. Namun kini para desainer mengolahnya menjadi pakaian-pakaian indah nan menawan.


contoh model baju bodo' dapat dilihat contoh dari gambar di bawah ini:
model baju bodo' jaman dulu yang masih dipakai hingga saat ini:

model baju bodo' yang divariasikan di jaman modern
http://www.indonesiakreatif.net/upload/upload/thumb/Baju_Bodo.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar